MUSLIMAH KOSMOPOLITAN
by Indriya R.Dani
Perkembangan
Islam di dunia dalam berbagai
aspek kehidupan, terus
berubah seiring dengan waktu, yang membawa keanekaragaman budaya di berbagai negara,
khususnya bagi masyarakat muslim. Islam selalu
menyatukan tradisi dengan budaya setempat, untuk menjaga nilai-nilai keharmonisan, dan menjaga keanekaragaman etnis masyarakat, hingga menghasilkan toleransi, tanpa mengabaikan
prinsip-prinsip dalam ajaran Islam itu sendiri. Keanekaragaman
budaya, adat istiadat dan masyarakat Muslim di seluruh dunia, menjadi daya
tarik tersendiri yang menjadi inspirasi sebagai aset yang tidak ternilai.
Lifestyle
atau gaya hidup sepertinya menjadi kata kunci untuk bisa disebut tidak
ketinggalan zaman, pada zaman modern seperti sekarang ini. Lifestyle bisa juga
disebut sebagai gaya atau pola hidup seseorang yang direflesikan di dalam
aktivitas keseharian dalam minat, opini, terlebih dengan pencitraan diri status
sosialnya. Dengan bahasa lain, gaya hidup terkait erat dengan bagaimana
seseorang ingin dipersepsikan oleh orang lain, dan bagaimana ia membentuk citra
di mata orang lain berkaitan dengan status social yang disandangnya.
Tampil mempesona adalah sebuah kebutuhan yang semakin tidak dapat
dielakkan. Penampilan merupakan cerminan tingkat kebudayaan serta tata cara hubungan
personal maupun sosial. Keindahan kepribadian seseorang sangatlah dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Baik dari dalam maupun dari luar yang diserap dan
dibiasakan sebagai acuan perilaku secara sehat dan positif. Keindahan dan
kecantikan dari dalam akan mencapai kesempurnaannya jika ditunjang oleh
manajemen kepribadian melalui kesantunan bahasa, gerak-gerik perilaku simpatik,
dan pola pikir yang sesuai. Selain itu, kecantikan harus ditunjang dengan upaya
pengembangan positif terhadap talenta yang dimiliki.
Gaya
hidup atau lifestyle Muslimah Kosmopolitan, tentunya tidak bisa dipisahkan dari
nilai-nilai keIslaman, kePerempuanan dan keModernan. Menjadi Muslimah
Kosmopolit pastinya memiliki lifestyle yang khas dibandingkan dengan perempuan
yang menikmati lifestyle tanpa dibarengi nilai-nilai Islam.
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, kosmopolitan mempunyai arti
memiliki wawasan yang luas. Muslimah kosmopolitan dalam arti bebas, bisa
diartikan sebagai MUSLIMAH YANG
MEMILIKI IMAN YANG KUAT, ILMU DAN WAWASAN YANG LUAS BAIK PENGETAHUAN AKAN ISLAM
DAN PENGETAHUAN UMUM, BERAKHLAK MULIA, MEMILIKI INTEGRITAS, PERCAYA DIRI DAN
MANDIRI YANG BERKEGIATAN DAN BERAKTIVITAS DI DALAM LINGKUNGAN TINGGALNYA DAN
NYATA SUMBANGSIHNYA DALAM MEMAJUKAN ISLAM DAN MASYARAKAT. Selain itu, perannya
sebagai muslimah yang berperan ganda
(multitasking), mampu memerankan dengan baik sesuai dengan kemampuannya, baik
sebagai istri, ibu dan juga dirinya sendiri yang mampu berkarya, memberikan
inspirasi kepada muslimah di sekitarnya.
Pola pikirnya yang positif dan haus akan karya yang dihasilkan,
membuatnya terus mengejar prestasi, tanpa melupakan perannya juga sebagai
khalifah di bumi ini. Pemahamannya terarah kepada tujuan akhirnya, yaitu segala
kegiatannya dalam rangka mencari ridho dan ampunanNya. Di dalam konteks ini,
muslimah kosmopolitan tentunya berpendidikan dan berwawasan Islam, sedikitnya
paham mengenai aturan ataupun peranan Muslimah di dalam hal bersosialisasi dan
berinteraksi di dalam lingkungannya.
Kajian
gaya hidup Islami sangat banyak dan beragam yang disesuaikan dengan Al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah Saw, sebagaimana di dalam firmanNya:
Surat An-Nisa (4): 85
Artinya:
“Dan
apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang
sepadan) dengannya. Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu”.
Untuk
dapat mengatasi segala peranannya di dalam menjalankan kehidupannya itu,
tentunya seorang muslimah kosmopolitan harus memiliki adab atau peragai atau
akhlak yang baik dalam arti Islam. Akhlak sebagai modal awal seorang muslimah
kosmopolitan yang dapat beradaptasi dengan baik di dalam lingkungannya. Untuk
itu bagaimanakah muslimah kosmopolitan dapat
mengikuti perkembangan zaman namun tetap mengikuti sesuai syariahnya, dengan
kata lain kehidupan kekiniannya tetap diikuti, namun tetap mengikuti syariahNya
di dalam Al-Qur’an dan Hadist.
Berdasarkan
UUPSN pasal 26 tahun 2003 mengenai ketentuan Pendidikan Nonformal, maka
diperlukan adanya sebuah Lembaga Pendidikan Pengembangan kepribadian khususnya
bagi Muslimah Kosmopolitan. Di dalam lembaga inilah nantinya akan diajarkan
kurikulum mengenai Pengembangan Kepribadian yang berdasarkan kepada Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Tujuannya tiada lain agar para Muslimah tetap dapat
bersosialisasi di dalam kehidupannya sekarang ini tanpa mengabaikan jati
dirinya sebagai seorang Muslimah yang sesungguhnya.